Kamis, 18 Juli 2013


Resume Novel Sepatu Dahlan-Krishna Pabichara



             Novel ini mengisahkan tentang perjuangan Pak Dahlan Iskan (Menteri BUMN sekarang). Sebelumnya beliau Pernah Jadi CEO Jawa Pos Group (yang menaungi beberapa surat kabar di tanah air dan juga pernah jadi Bos PLN(karena itu beliau pun menjuluki dirinya “Putera Petir”).

         Dalam Novel sepatu Dahlan ini, dikisahkan bagaimana sederhananya kehidupan kecil Dahlan Iskan. Beliau tinggal di lingkungan Perkebunan Tebu yang sebagian besar bukan milik penduduk situ, tapi milik konglomerat daerah lain. Kebanyakan penduduk asli disana hanya jadi buruh. Beras merupakan makanan cukup mewah bagi mereka, karena kebanyakan lebih sering makan beras tiwul( beras yang dicampur, kalaugak salah singkong ya ....). Ayah Pak Dahlan juga seorang Buruh (seorang pendiam yang berwibawa), ibunya adalah seorang pembatik(yang berlesung pipit n telaten dalam bekerja). Sedangkan kalau gak salah, pak Dahlan punya 2 orang Kakak perempuan n 1 orang adik laiki-laki. Setelah menamatkan Sdnya, Dahlan kecil ingin melanjutkan sekolah ke SMP,sedangkan ayahnya memintanya masuk ponpes.  Dahlan sempat membantah,tapi setelah mlihat raut wajah ayahnya, n betapa takzimnya ayahnya pada Kiai Rasyid( Pendiri Pondok Pesanteren yang akan dimasukinya), akhirnya beliau dengan ikhlas masuk ke ponpes.  Suatu ketika ibunya sakit keras n masuk rumah sakit, selama itulah Dahlan n adiknya ditinggal di rumah tanpa bekal makanan sedikitpun. Akhirnya  dahlan mencuri tebu, hanya untuk bertahan hidup, meski kemudian ketahuan sama mandor kebun dan dihukum kerja.

              O ya  hampir lupa bagian paling penting dalam novel ini. Novel ini diberi judul sepatu Dahlan, karena mengisahkan bagaimana seorang Dahlan sangat mendambakan sepatu kets n sepeda. Selama sekolah beliau lebih sering nyeker, karena gak ada duit buat beli sepatu. Sampai suatu saat, akhirnya beliau bisa membeli sepatu dari hasil buruh nyeset( buangin daun mati tebu) n ngangon domba.......

            Hari terus berlalu, selama dalam masa pendidikan dari masa Tsanawiyah sampai Aliyah, banyak kisah yang terjadi n terangkum : tentang  kekagumannya dengan seorang murid SMP bernama “aisha”, tentang kisahnya menjadi kapten Tim bola Voli sekolah walau tak punya sepatu, tentang cerita menyedihkan sekaligus menggelikan saat Dahlan belajar bersepeda n masuk got, dll... .

        Hikmah yang bisa diambil adalah, bagaimana kesulitan hidup yang dihadapi, bukanlah menjadi penghalang untuk terus berprestasi dan menambah kantong-kantong ilmu. Sesungguhnya manusia tidak ada yang bodoh. Setriap jiwa pasti telah dititipkan Allah keunggulan salah satu atau beberapa potensi.  Sehingga, semua orang pasti memiliki kesempatan untuk menjadi besar, sukses, berhasil, terkenal, jaya, kaya, terutama bertaqwa....


             

1 komentar: