Kamis, 18 Juli 2013


Aktivis Gereja Mendapatkan Cahaya Islam

          Beliau seorang muallaf asal Sibolga, mantan aktivis perempuan gereja di sana. Walaupun hanya mengenyam pendidikan sebatas kelas 2 SMA, pemikirannya melebihi anak kuliahan.

            Satu hal yang menginspirasi  adalah kisah bagaimana beliau bisa ” tersesat”  di jalan yang benar: Islam... ceritanya begini, kak Tina, begitu sapaan akrabnya, sudah berusia 33 tahun, suatu usia yang membuatnya yakin dengan keputusannya untuk menikah dengan pria yang dicintainya, Aisy lupa namanya, tapi kami memanggilnya “Koko”,usianya lebih muda 5 tahun dari Kak Tina. Setelah menyampaikan hasratnya pada orang tua, bukan restu yang didapatnya,malahan larangan untuk mendekati apatah lagi menikah. Alasannya karena Koko adalah pria yang ugal-ugalan. Kak Tina berusaha menyakinkan keluarganya, karena dia melihat ada sisi baik dalam diri Koko. Orang tuanya tetap tak setuju.

            Kak Tina berdiskusi dengan Koko.Akhirnya mereka memutuskan kabur dan kawin lari ke luar provinsi!!!. Dari sekian provinsi yang mereka list, entah mengapa mereka memilih Bengkulu sebagai tujuan. Singkat cerita mereka tiba di Bengkulu,daerah yang benar-benar asing dan tak ada seorangpun anggota keluarga di sini serta dengan keadaan yang serba pas-pasan. Mereka bertemu seorang Kristiani dan menyatakan tujuan mereka ke Bengkulu. Orang ini pun membantu mereka menemui pastor di sebuah gereja. Saat mereka mengisahkan keadaan mereka berdua pada si pastor, beliau memberikan sederet persyaratan dan tak berani menikahkan. Kak Tina menyakinkan bahwa usianya  itu sudah cukup dewasa untuk mengambil keputusan. Kak Tina juga menyampaikan pilihan pada pastor itu:
      ” Bapa pilih yang mana, Membantu kami untuk menikah sekarang, atau membiarkan kami sehingga kemungkinan kami berzina?” Si pastor tidak berani menjawab. Akhirnya mereka pergi tanpa membawa hasil. 

Dalam kebingungan, datanglah pertolongan lewat seorang sopir travel yang mengatakan bahwa ada seorang batak yang sering ngurusi masalah orang yang ingin menikah, Pak Kader Dalimunthe. Maka bertemulah mereka dengan Pak Kader. Pak Kader mengatakan bahwa jika mereka mau dinikahkan, mereka harus masuk Islam dulu. Hanya itu syaratnya. 

Alhamdulillah cukup banyak kepedulian dari teman-teman dan umat Islam. Walau tak menampik bahwa pril aku Muslim KTP terkadang menodai citra islam di mata muallaf ini.

1 komentar: